#REPOST @tegalsaripng Alhamdulillah Tradisi Maleman likuran, yakni shalat lail dan berdoa bersama pada malam ganjil bulan Ramadan kembali dilaksanakan di Masjid Tegalsari Ponorogo (22/04/2022). Disebut malam likuran karena dalam bahasa Jawa penyebutan bilangan tanggal ganjil sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dibaca dengan selikur (21), telulikur (23), selawe (25), pitulikur (27), dan songolikur (29).Tradisi likuran yang yang sudah berlangsung sejak puluhan tahun sempat berhenti dua tahun karena pandemi Covid-19. Meski tahun kemarin ada larangan dari pemerintah untuk iktikaf di masjid, tapi banyak jemaah yang datang dengan melaksanakan iktikaf sendiri-sendiri.

Masjid Tegalsari selalu ramai didatangi jemaah di sepuluh hari terakhir Ramadan, terutama pada bilangan ganjil atau lebih dikenal malam likuran dan puncaknya terjadi di malam pitulikur (27) karena diperkirakan ada ribuan jamaah yang hadir mengikuti maleman. Pada malam-malam tersebut dipercaya sebagai waktu turunnya malam Lailatul Qadar atau malam seribu bulan yang hanya ada di bulan Ramadan.